Senin, 29 Oktober 2012

LP bronchitis


BRONCHITIS
1.      Pengertian
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).
2.      Etiologi  
Resiko utama untuk timbulnya bronchitis kronis adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronchus dan silia. Silia yang melapisi bronchus mengalami kelumpuhan dan disfungsional. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukusiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
-   Infeksi : virus (influenza, morbili, virus pneumonta, variola)
     Bakteri dan parasit
-   Non infeksi : akibat aspirasi bahan fisik atau kimia
3.      Klasifikasi
a.       Bronchitis akut adalah suata peradangan dari bronchioli, bronchus, dan trakhea.
b.      Bronchitis kronis adalah suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan disaluran nafas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun dan terjadi paling sedikit 2 tahun.

4.      Manifestasi Klinis
a.       Produksi mukus kental,
b.      batuk produktif dengan dahak  purulen,
c.        demam,
d.       suara sesak,
e.        conchi terutama waktu inspirasi,
f.       nyeri dada kadang timbul.


5.      Patofisiologi  
Virus masuk ke saluran pernapasan atas terutama pada bronkus. Selain virus ada penyebab bronkhitis yaitu alergi yang mengakibatkan aktifitas sel mast. Keduanya menyebabkan terjadinya inflamasi bronkus dan penebalan dinding bonkus, kemudian menyebabkan hipertropi kelenjar mukosa dan kelenjar sel goblet. Kemudian sel epitezxl mengalami metaplasi skuamosa dan inflasi kronik menyebabkan sekresi mukoid/kental meningkat sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan suplai O2 menurun, terjadilah dispneu.
6.      Komplikasi 
a.      Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
b.       Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c.       Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi
d.      Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
e.       Gagal jantung kongestif
f.       Pneumonia 

7.      Penatalaksanaan dan Terapi
a.      Tindakan Perawatan
1.       Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lender/secret.
2.      Sering mengubah posisi.
3.      Banyak minum.
4.      Inhalasi.
5.      Nebulizer 
Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.
Pasien dengan bronchitis tidak dirawat di Rumahsakit kecuali ada komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan di Rumahsakit, oleh karenanya perawatan lebih ditujukan sebagai petunjuk kepada orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama dan resiko terjadi komplikasi.

b.      Tindakan Medis
1.      Jangan beri obat antihistamin berlebih
2.      Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
3.      Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4.      Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative
Karena penyebab bronchitis pada umumnya virus maka belum ada obat kausal. Antibiotik tidak berguna. Obat yang diberikan biasanya untuk penurun demam, banyak minum terutama sari buah-buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum. Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis. Pemberian antibiotic yang serasi untuk M. Pneumoniae dan H. Influenzae sebagai bakteri penyerang sekunder misalnya amoksisilin, kotrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotik diberikan 7-10 hari dan jika tidak berhasil maka perlu dilakukan foto thorak untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda sing dalam saluran napas, dan tuberkolusis. 

8.      Pemeriksaan Diagnostik  
1.      Tes fungsi paru-paru 
2.      Gas darah arteri
Fungsinya untuk mendeteksi komplikasi infeksi dan pembiakan riak dan dahak untuk menemukan bakteri penyebabnya.
3.      Rontgen dada
Fungsinya untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan lobber, benda asing dalam saluran napas dan tuberculosis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar