A. Definisi
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma
yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang secara normal
memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Karsinoma
umumnya tergolong pada slow growing tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan
penyakit yang lambat serta morbiditas dan mortalitas yang rendah. Namun
sebagian kecil adapula yang tumbuh cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang
fatal. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring,
esophagus, nervus recurrent, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur
lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher
sedangkan metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati.
B. Etiologi
yang menyebabkan karsinoma tiroid
adalah sebagai berikut:
-
Usia
terdapat resiko malignasi apabila
didapat nodul tiroid pada usia <>45 tahun.
-
Sex
wanita mempunyai resiko tiga kali
lebih besar dari pada pria.
Riwayat penyakit serupa dalam
keluarga; adanya keterlibatan genetic pada karsinoma ini.
-
Ras
ras asia dan kulit putih pada umumnya
mempunyai resiko tinggi. Pernah menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid.
Terdapat 5% struma nodosa mengalami degenrasi maligna.
Geografis tempat tinggal. Yang
berasal dari daerah kaya iodium umumnya menderita karsinoma tiroid papilare
sedangkan yang berasal dari daerah endemik goiter umumnya menderita karsinom
tiroid folikulare.
Radiasi
pada leher dan kepala. Pengaruh radiasi pada kanak-kanak dapat menyebabkan
malignansi tiroid 30-50% dan pada dewasa 20%.
C.
Klasifikasi
1. Klasifikasi menurut who
A. Tumor epitel maligna
- karsinoma folikulare
- karsinoma papilare
- campuran antara folikulare dan
papilare
-
karsinoma sel squamosa
-
karsinoma medulare
B. Tumor non epitel maligna:
fibrosarkoma
D. Patofisiologi
Karsinoma
tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan
leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk
metabolisme tubuh. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea,
laring, faring, esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur
lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher
sedangkan metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi mempertahankan kemampuan untuk
menimbun yodium pembesaran kelenjar getah bening. Lokasi kelenjar getah bening
yang bisa membesar dan bisa teraba pada perabaan yakni di ketiak, lipat paha.
Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak
dapat diraba yakni didalam rongga perut. Penyebab dari pembesaran kelenjar
getah bening adalah infeksi non spesifik, infeksi spesifik (TBC), keganasan
(lymphoma).
Hormon
stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan
terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh
lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative
feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi.
D.
Manifestasi
Klinis
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada
observasi yang dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam
kecurigaan tinggi, sedang dan rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
- riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
- pertumbuhan tumor cepat.
- nodul teraba keras.
- fiksasi daerah sekitar.
- paralisis pita suara.
- pembesaran kelenjar limpa regional.
- adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
- usia <> 60 tahun.
- riwayat radiasi leher.
- jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
- tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
- diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.
Kecurigaan rendah adalah: tanda atau gejala diluar/selain
yang disebutkan diatas.
Gejala klinis yang dijumpai dapat berupa penekanan organ
sekitar, gangguan dan rasa sakit waktu menelan, sulit benafas, suara serak,
limfadenopati leher serta dapat terjadi metastasi jauh. Paling sering ke
paru-paru, tulang dan hati.
E.
Diagnosa medik
1.
Pemeriksaan fisik
A.
Inspeksi
·
adanya
benjolan di leher depan atau lateral
·
bila
terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
B.
Palpasi
·
benjolan
kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke atas.
·
pada
tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan konsistensi
bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis patologi
anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma berukuran >4
cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari dasarnya.
·
bila
kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa tetap
curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan lobus
lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
·
perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran
kgb regional secara lengkap.
·
dicari
juga ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta
tempat metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
E. Pemeriksaan penunjang
A.
Laboratorium
1.
pemeriksaan kadar ft4 dan tshs untuk menilai
fungsi tiroid.
2.
untuk
pasien yang dicurgai karsinoma medulare harus diperiksa kadar kalsitonin dan
vma.
B.
Radiology
1.
foto
polos leher ap dan lateral dengan metode soft tissue technique dengan posisi
leher hiperekstensi , bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
kalsifikasi.
2.
dilakukan
pemeriksaan foto thorax pa untuk menilai ada tidaknya metastase dan pendesakkan
trakea.
3.
esofagogram
dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke
esophagus.
4.
pembuatan
foto tulang belakang bila dicurigai adanya tanda-tanda metastase ke tulang
belakang yang bersangkutan. Ct scan atau mri untuk mengevaluasi staging dari
karsinoma tersebut dan bisa untuk menilai sampai di mana metastase terjadi.
C.
Ultrasonografi
Untuk mendeteksi nodul yang kecil
atau yang berada di posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi dan
mendeteksi nodul yang multiple dan pembesaran kgb. Di samping itu dapat dipakai
untuk membedakan yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun
dalam tindakan fnab.
D.
Scanning
tiroid
Dengan sifat jaringan tiroid dapat
mang-up take i 131 maka pemeriksaan scanning ini dapat memberikan beberapa
gambaran aktivitas, bentuk dan besar kelenjar tiroid. Kegunaan pemeriksaan ini,
yaitu:
-
memperlihatkan
nodul soliter pada tiroid.
-
memperlihatkan
multiple nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti nodul soliter.
-
memperlihatkan
retrosternal struma
-
mencari
occul neoplasma pada tiroid.
-
mengindentifikasi
fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid.
-
mengindentifikasi
ektopik tiroid.
-
mencari
daerah metastase setelah total tiroidektmi.
-
needle
biopsy; dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau fnab (biopsy jarum
halus).
F. Pemeriksaan potong beku; dengan cara
ini diharapkan dapat membedakan jinak atau ganas waktu operasi berlangsung, dan
sekaligus untuk menentukan tindakan operasi definitive.
G. Pemeriksaan histopatologi dengan
parafin coupe; pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan definitif atau gold
standar.
Penatalaksanaan
1.
Pembedahan
Pertama-tama
dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tersebut supek
benigna atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan pula apakah kasus tersebut
operable atau inoperable. Bila operable, operasi yang dilakukan adalah
lobektomi sisi yang patologik, atau lobektomi subtotal dengan resiko bila ganas
ada kemungkinan sel- sel karsinoma yang tertinggal. Tindakan yang biasa
dilakukan adalah tiroidektomi total.
Bila
ada fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan,
pemeriksaan prefarat sediaan beku dilakukan dengan potongan- potongan
kebeberapa arah. Bila hasilnya jinak, lobektomi saja sudah cukup memadai. Bila
ganas, lobus kontralateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat
pula dilakukan near total tiroidektomi. Jika hasil pemeriksaan kelenjar getah
bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah
bening pada sisi yang bersangkutan.
2.
Radiasi
Bila
tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral, maka dilakukan:
A)
radiasi interna dengan i131. Hanya tumor- tumor berdifferensiasi baik yang mempunyai
afinitas terhadap i131 terutama yang follicular. Radiasi interna dilakukan
dengan syarat jaringan tiroid afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu
dengan jalan operasi atau ablasio dengan pemberian i131 dosis yang lebih tinggi
sehingga jaringan tiroid normal rusak semua, baru sisa i131 bisa merusak
jaringan tumor.
B)
radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor- tumor
inoperable atau anaplastik yang tidak berafinitas dengan i131. Sebaiknya dengan
sinar elektron15- 20 mw dengan dosis 400 rad. Sumsum tulang harus dilindungi.
Radiasi eksterna diberikan juga untuk terapi paliatif bagi tumor yang telah
bermetastasis.
3.
Khemoterapi
Pada
kanker tiroid yang bermetastasis regional yang inoperable juga pada tumor yang
bermetastasis jauh yang berdifferensiasi buruk.
4.
Follow- up
Enam
minggu setelah tindakan tiroidektomi total dilakukan pemeriksaan sidik terhadap
sisa jaringan tiroid normal. Bila ada dilakukan ablasio dengan i131, kemudian
dilanjutkan dengan terapi supresi dengan sampai kadar tshs <>
Pada
follow karsinoma tiroid berdifferensiasi baik diperiksa kadar human
tiroglobulin. Dan pada karsinoma tiroid medullare diperiksa kadar kalsitonin.
i.
Komplikasi
Komplikasi
yang seringkali muncul adalah pada tiroidektomi yang meliputi:
1.
Perdarahan. Resiko ini minimum, namun hati- hati dalam mengamankan hemostatis
dan penggunaan drain setelah operasi.
2.
Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan
embolisme udara. Dengan tindakan anestesi mutakhir, ventilasi tekanan positif
yang intermitten, dan teknik bedah yang cermat, bahaya ini dapat di minimalkan.
3.
Trauma pada nervus laringeus rekurens. Ia menimbulkan paralisis sebagian atau
total (jika bilateral) laring. Pengetahuan anatomi bedah yang kuat dan ke hati-
hatian pada saat operasi harus diutamakan.